Pengurus Himpunan Ekonomi dan Bisnis Pesantren (HEBITREN) Sulawesi Barat turut menghadiri Musyawarah Nasional (MUNAS) HEBITREN pertama yang digelar mulai 30 Oktober hingga 3 November 2024 di Jakarta Convention Center, dalam rangkaian acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF).
MUNAS ini mempertemukan perwakilan HEBITREN dari seluruh Indonesia untuk memilih Ketua HEBITREN Indonesia yang baru serta merumuskan strategi pengembangan ekonomi pesantren ke depan.
Perwakilan dari Sulawesi Barat yang hadir di antaranya
- KH Asadullah, S.Pd.I, Ketua DPW Sulawesi Barat sekaligus Pimpinan Pondok Pesantren Al Falah Baras;
- Kyai Muh. Tamrin, Sekretaris DPW Sulawesi Barat dan Pimpinan Pondok Pesantren Muhammadiyah Majene;
- Ust Rusman, S.Pd.I, M.H, Ketua DPD HEBITREN Polewali Mandar sekaligus Pembina Pondok Pesantren Salafiyah Parappe Polman;
- KH Ahmad Multazam, S.Pd.I, M.Ag, Ketua DPD HEBITREN Mamuju dan Pimpinan Pondok Pesantren At Thohiriyah Mamuju; dan
- Kyai Malik, S.Pd.I, M.Pd.I, Ketua DPD HEBITREN Pasangkayu sekaligus Pimpinan Pondok Pesantren Thoriqul ‘Ulum Pasangkayu.
Bank Indonesia, yang sejak awal menggagas pembentukan HEBITREN, melihat potensi besar yang dimiliki pesantren dalam mengembangkan ekonomi syariah.
Sebagai lembaga pendidikan berbasis agama yang berakar kuat di masyarakat, pesantren berpotensi menjadi penggerak ekonomi lokal, terutama di wilayah pedesaan.
Melalui HEBITREN, Bank Indonesia mendorong pesantren untuk berkembang menjadi pusat ekonomi yang mandiri, menciptakan peluang bisnis, dan mendukung kesejahteraan masyarakat sekitarnya.
Dengan sinergi antara Bank Indonesia dan pesantren di seluruh Indonesia, HEBITREN diharapkan mampu memberdayakan pesantren sebagai pusat bisnis syariah yang inovatif dan berkelanjutan.
MUNAS ini menjadi momentum penting bagi HEBITREN untuk membahas langkah-langkah strategis yang akan memperkuat kolaborasi pesantren dalam berbagai sektor ekonomi syariah